perbedaan cara kencing dewasa dgn anak bayi
Biologi
berlianzagoto12
Pertanyaan
perbedaan cara kencing dewasa dgn anak bayi
1 Jawaban
-
1. Jawaban Karen1731
Najis dibagi menjadi dua, yaitu najis haqiqi dan najis hukmi. Najis haqiqi adalah ‘ain (zat) benda yang najis dan pembersihannya dilakukan dengan air bersih. Cara menggunakannya air dan membersihkannya, yaitu ada yang cukup dengan menyiramkan air bersih saja ke bekas najis tersebut (seperti pada air kencing bayi laki-laki yang masih menyusu; seperti yang disebutkan di dalam hadist dari Ummi Qais yangMuttafaq ‘alaih dan dari Ali bin Abi Thalib yang diriwiyatkan oleh Ahmad), ada yang mencucinya dengan air sebanyak tiga kali (seperti yang dikemukakan Mazhab Hanafi dalam membersihkan air kencing), dan ada pula yang sampai tujuh kali. Sedangkan najis hukmi artinya secara hukum keadaan seseorang dianggap sebagai bernajis hingga wajib dibersihkan.
Najis haqiqi ini dibagi menjadi lima macam, yaitu; najis mughallaza(berat), najis mutawassitah(pertengahan, sedang), najismukhaffafah (ringan), najis kering, dan najis basah.[1]
Hasil Penelitian Air Kencing Bayi
Penelitian ilmiah modern yang dilakukan di bidang ini mengungkapkan adanya perbedaan antara urin (air kencing) bayi laki-laki dan bayi perempuan. Di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ashil Muhammad Ali dan Ahmad Muhammad Shalih dari Universitas Dohuk, Irak. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Persentase keberadaan bakteri dalam urin atau air kencing bayi dalam masa menyusu dan bayi yang baru lahir, di mana mereka mengumpulkan sampel urin bayi secara acak yang berjumlah 73 bayi (35 perempuan dan 38 laki-laki).
Kemudian mereka mengklasifikasikan ke dalam empat kelompok umur; umur di bawah satu bulan, umur satu bulan sampai dua bulan, kemudian (dari dua bulan) sampai tiga bulan dan kemudian lebih dari tiga bulan dengan kemungkinan meningkatnya konsumsi makanan. Sampel dikumpulkan dan langsung diperiksa, dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat maksimum sterilisasi dan menghindari kontaminasi.
Dalam penelitian tersebut menggunakan metode Dr. Hans Christian Gram, yang ditemukan pada tahun 1884 dalam pewarnaan bakteri (metode Gram staining), di mana warna ungu menunjukkan bakteri Gram positif dan warna merah untuk negatif. Semua sampel yang diuji dengan memilih bidang bakteri mikroskopis untuk menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan standar pembesaraan 100 kali lipat. Ditemukan bahwa semua Gram negatif, dan diklasifikasikan bahwa ia masuk sebagai bakteri Escherichia Coli.
Artinya adalah sebagai berikut:
Pertama: Pada kelompok usia nol sampai 30 hari, presentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 95,44% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 41,9 sedangkan pada bidang yang sama untuk bayi laki-laki hanya berjumlah 2 saja.
Kedua: Pada kelompok umur (dari satu bulan sampai dua bulan) presentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 91,48% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah dalam bayi laki-laki hanya 2,25.
Ketiga: Pada kelompok usia 2-3 bulan, presentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 93,69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah pada kasus bayi laki-laki hanya 1,6.
Keempat: Pada kelompok usia lebih dari 3 bulan, presentase bakteri dalam urin bayi perempuan 69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan 13,9 sementara dalam kasus urin bayi laki-laki jumlahnya 6,8. Dan di antara perbandingan di antara jenis yang sama kita cermati bahwa presentase jumlah bakteri pada perempuan (urin bayi perempuan) terus menurun dengan bertambahnya usia, di mana presentase tersebut pada kelompok usia kurang dari satu bulan adalah 41,9, sedangkan pada kelompok usia di atas tiga bulan kita cermati bahwa prosentasenya turun menjadi 13,9 bertolak belakang dengan apa yang diamati pada laki-laki. Di mana presentase bakteri dalam kelompok usia kurang dari dua bulan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang ada pada kelompok usia di atas tiga bulan ( yaitu 6,8).
Di simpulkan dari hal ini bahwa presentase bakteri pada perempuan adalah tinggi sejak hari-hari awal usianya, tanpa melihat perkembangan usia dan terlepas dari apakah ia sudah mulai mengonsumsi makanan atau tidak. Adapun laki-laki maka keberadaan bakteri jauh lebih rendah pada hari-hari pertama usianya. Dan presentase ini mulai meningkat secara bertahap dengan berlalunya waktu, terutama ketika melewati bulan ketiga dari usianya, yang mana meningkatnya kemungkinan mulai peningkatan presentase tersebut dengan mengonsumsi makanan .[2]