sebutkan pusat-pusat komunitas gambang kromong di jakarta!
Seni
vannih
Pertanyaan
sebutkan pusat-pusat komunitas gambang kromong di jakarta!
1 Jawaban
-
1. Jawaban kaylaazzahra27
Gambang kromong (atau ditulis gambang keromong) adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musikTionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan [1]. Sebutan gambang kromong diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740)[2].
Musik dari Indonesia
Gong dari Jawa
Garis waktu • ContohRagamKlasik • Kecak • Kecapi suling •Tembang Sunda • Pop • Dangdut • Hip hop •Keroncong • Gambang keromong • Gambus •Jaipongan • Langgam Jawa • Pop Batak •Pop Minang • Pop Sunda • Tarling •Musik tegalan • Qasidah modern • Rock •Tapanuli ogong • Tembang JawaBentuk tertentuAngklung • Beleganjur • Calung • Campursari •Gamelan • Degung • Gambang • Gong gede •Gong kebyar • Jegog • Joged bumbung •Salendro • Selunding • Semar pegulinganMusik daerahBali • Kalimantan • Jawa • Kepulauan Maluku •Papua • Sulawesi • Sumatera • Sunda

Suling merupakan salah satu instrumen yang terdapat di dalam orkes musik gambang kromong.
Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromongbiasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nada yang digunakan dalam gambang kromong adalah tangga nada pentatonikCina[1], yang sering disebut salendro Cina atau salendro mandalungan. Instrumen pada gambang kromong terdiri atas gambang, kromong, gong, gendang, suling, kecrek, dan sukong, tehyan, atau kongahyan sebagai pembawa melodi.
Orkes gambang kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa. Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik gesek yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendaharaan lagu-lagunya. Di samping lagu-lagu yang menunjukkan sifat pribumi, seperti lagu-lagu Dalem (Klasik) berjudul: Centeh Manis Berdiri, Mas Nona, Gula Ganting, Semar Gunem, Gula Ganting, Tanjung Burung, Kula Nun Salah, dan Mawar Tumpah dan sebagainya, dan lagu-lagu Sayur (Pop) berjudul: Jali-jali, Stambul, Centeh Manis, Surilang, Persi, Balo-balo, Akang Haji