Contoh teks laporan hasil observasi berbahasa jawa di blog panjebar semangat
B. Daerah
yunikinanthi
Pertanyaan
Contoh teks laporan hasil observasi berbahasa jawa di blog panjebar semangat
1 Jawaban
-
1. Jawaban gita596
Kuda lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang menggambarkan sekelompok prajurit penanggung kuda. Biasanya dimainkan oleh laki-laki tetapi saat ini perempuan pun memainkannya. Para pemain menanggungi kuda anyaman bambu dengan diberi warna yang menarik dan juga ada yang menari mengikuti alunan musik. Biasanya agar tampak menarik menampilkan beberapa aktrasimagis. Kuda lumping ini juga ada banyak jenisnya. Setiap daerah mempunyai nama dan keunikkannya masing-masing.Berdasarkan keunikan dari kesenian kuda lumping dibagi menjadi enam yaitu Jathilan Diponegoro, Jaranan Sentherewe, Jaranan Thek, Jaranan Buto Banyuwangi, dan Jaranan Dor Jombang. Kuda lumping tidak hanya dilakukan oleh orang Jawa saja, tetapi orang Bali pun memainkannya dengan nama Jaran Sanghyang Bali.Jathilan Diponerogo terdiri atas dua kata yakni‘Jathilan’berasal dari bahasa Jawa ‘Joget Beraturan’ dan ‘Diponegoro’ nama dari Pahlawan Indonesia ‘Pangeran Diponegoro’. Kesenian ini berasal dari daerah Yogyakarta. Masyrakat Borobudur waktu itu menyaksikan pasukan gerilya Pangeran Diponegoro membuat mereka memiliki kedekatan emosional dengan sejarah tersebut. Lalu mereka membuat sebuah kesenian tari yang diiringi dengan musik gamelan dan ada beberapa pemain yang menaiki kuda anyaman sambil kesurupan dan makan beling.Jaranan Sentherewe berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Jaranan ini dimainkan dengan cara berkelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang.Jaranan Thek berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Penari yang memainkannya menggunakan topeng kepala ular atau naga yang diberi kain panjang untuk dipakai menari.Jaranan Buto Banyuwangimempunyai keunikan yaitu adanya sosok raksasa dengan riasan wajah yang tebal, berambut gimbal dan mengenakan kostum dan mahkota yang beraneka warna. Para raksasa itu menanggungikuda lumping dan sebelumnya juga mereka menyerang satu sama lain.Jaran Dor Jombang sudah ada dari jaman penjajahan Belanda hingga saat ini dengan kuda lumping yang ekornya berbentuk melengkung dan alat musik jidor yang saat ditabuh berbunyi ‘Dor’.Jaran Sanghyang Bali dimainkan oleh seorang pria yang mananggungi kuda-kudaan yang terbuat dari pelepah daun kelapa. Penarinya kerasukan roh dan membuat sang penari bisa melakukan hal yang mustahil dilakukan manusia.Semua jenis kuda lumping diatas merupakkan salah satu kesenian di Indonesia yang patut dilestarikan, karena bisa dimanfaatkan di berbagai kehidupan antara lain sebagai media pembelajaran karena adanya sejarah-sejarah yang melahirkan salah satu dari jenis kuda lumping di atas dan juga sebagai media hiburan.